Mengenal Kepribadian Introvert, Ekstrovert, dan Ambievert

Assalamualaikum... Kita, sebagai manusia memiliki keunikan dengan segala kepribadian dan ciri khasnya masing-masing. Menurut seorang...

Assalamualaikum...

Kita, sebagai manusia memiliki keunikan dengan segala kepribadian dan ciri khasnya masing-masing. Menurut seorang psikolog dari Swiss, Carl Gustav Jung, terdapat 3 jenis kepribadian umum pada manusia, yaitu Introvert, Ekstrovert, dan Ambievert.
Carl Gustav Jung
(26 Juli 1875 - 6 Juni 1961)
adalah psikiater Swiss dan perintis psikologi analitik
Ketiga kepribadian tersebut memiliki pandangan berbeda dalam hal pengambilan keputusan, interaksi sosial, respon terhadap masalah, komunikasi verbal dan non verbal, serta berbagai respon sosial lainnya.

Lalu apa itu Introvert, Ekstrovert, dan Ambievert?

  1. Introvert
    Manusia dengan kepribadian introvert cenderung menutup diri dari dunia luar. Tipe ini lebih banyak menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk kegiatan soliter, seperti membaca, menulis, menggunakan komputer, serta lebih menyukai berada dalam kesunyian atau tempat tenang. Mereka analitis sebelum berbicara, merasa kurang nyaman karena terlalu banyak pertemuan dan keterlibatan sosial,  lebih senang bekerja sendirian, serta lebih suka berinteraksi secara one on one interaction. Keunggulan dari tipe kepribadian ini adalah mereka berpikir dulu sebelum berbicara atau melakukan sesuatu, mereka adalah pendengar yang baik, dan bersikap analitis.

  2. Ekstrovert.
    Ekstrovert merupakan kebalikan dari introvert, kepribadian ekstrovert cenderung lebih membuka diri terhadap dunia luar. Mereka menyukai keramaian, dengan banyak interaksi dan aktivitas sosial. Tipe kepribadian ini lebih mudah mengungkapkan perasaan melalui kata-kata, mudah bosan dengan kesendirian, dan lebih senang bercerita daripada mendengarkan. Keunggulan dari tipe ekstrovert adalah kepercayaan diri antusiasme yang tinggi, mudah bergaul, aktif, dan dapat berinteraksi dengan banyak orang sekaligus.

  3. Ambievert
    Ambievert merupakan kepribadian gabungan antara Introvert dan Ekstrovert. Kelebihan dari tipe ini, mereka nyaman berada di tengah keramaian dan berbagai aktivitas sosial, tetapi juga rileks dengan kesendirian. Kekurangan dari kepribadian ambievert adalah mereka cenderung moody, karena sifat yang berubah-ubah.

Adakah Penyebab Seseorang Menjadi Seorang Introvert atau Ekstrovert?
Jawabnya adalah ada. Menurut penelitian yang dirilis pada jurnal Frontiers in Human Neuroscience, menemukan bahwa ada cara pemrosesan informasi di otak yang berbeda pada kepribadian introvert dan ekstrovert.

Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh Michael Cohen, seorang peneliti dari University of Amsterdam yang menyebutkan adanya keterkaitan antara fungsi dopamin dan respon terhadap hal baru. Dopamin merupakan zat kimia di otak yang mengatur respon terhadap suatu rangsangan.

Para peneliti melakukan pengujian terhadap kelompok ekstrovert dan introvert dengan permainan judi. Saat memenangkan permainan, mereka memindai aktivitas otak melalui proses scan otak. Dari proses tersebut, kelompok ekstrovert menunjukkan respon lebih kuat di area otak amigdala dan nucleus accumbens dibandingkan dengan kelompok introvert. Amigdala berfungsi untuk memproses rangsangan emosional, sedangkan nucleus accumbens berhubungan dengan produksi hormone dopamin.

Beberapa Mitos dan Fakta tentang Introvert dan Ekstrovert
  • Mitos 1 :  Seorang Introvert adalah seseorang yang pemalu
    Faktanya, meskipun  tentu saja ada introvert pemalu. Akan tetapi introvert dan rasa malu tidak sama. Menurut Helgoe, seorang asisten professor psikologi Davis & Elkins College West Virginia, kepribadian introvert terlihat pemalu karena mereka cenderung berpikir sebelum berbicara, serta memproses sesuatu secara internal, berbeda dengan ekstrovert yang lebih spontan dalam mengungkapkan sesuatu.

  • Mitos 2 : Seorang Introvert Tidak Dapat Menjadi Public Speaker
    Faktanya, setengah dari public speaker dunia adalah seorang introvert. Seorang introvert dapat menjadi public speaker bila mereka mempersiapkan diri dan berlatih dengan baik, serta menyadari jika mereka menarik.

  • Mitos 3 : Seorang Introvert adalah seseorang yang juga berkepribadian kasar
    Faktanya, ini keliru. Seorang introvert sering tidak melihat alasan perlunya untuk berbasa-basi sosial. Mereka ingin semua orang menjadi riil dan jujur. Sayangnya, hal ini tidak diterima di kebanyakan situasi, sehingga introvert merasakan banyak tekanan untuk menyesuaikan diri, dan bagi mereka ini melelahkan.

  • Mitos 4 : Seorang Introvert tidak suka pergi ke tempat umum.
    Faktanya, seorang Introvert hanya tidak ingin pergi keluar di depan umum untuk waktu yang lama. Mereka juga ingin menghindari komplikasi yang terlibat dalam kegiatan publik. Mereka mengambil data dan situasi dengan sangat cepat, dan sebagai hasilnya, mereka tidak perlu berada di sana untuk waktu yang lama untuk mehamami kegiatan publik yang tengah berlangsung. Lalu mereka siap untuk pulang, mengisi ulang energi, dan memproses semua pengalamannya tadi.

  • Mitos 5 : Seorang Ekstrovert bukan pendengar yang baik
    Faktanya, seorang Ekstrovert dapat menjadi pendengar yang baik karena mereka mampu mengembangkan hubungan dengan orang lain dan tahu bagaimana membuat orang lain merasa nyaman. Mereka menjadi menarik karena mampu melontarkan pertanyaan terbuka, sehingga membuat suasana menjadi lebih hidup.

  • Mitos 6 : Seorang Ekstrovert tidak menyukai kesendirian dan suasana yang tenang
    Faktanya, setiap orang memerlukan “Me Time” untuk memperbaiki mood dan membuat lebih bersemangat. Tipe ekstrovert menghabiskan “Me Time” dengan dosis yang lebih sedikit dan cara yang berbeda.

  • Mitos 7 : Seorang Ekstrovert berpikiran dangkal
    Faktanya, seorang Ekstrovert (maupun introvert) memiliki cara masing-masing dalam hal memproses informasi. Tipe ekstrovert lebih aktif dalam memulai percakapan, tetapi memerlukan waktu untuk eksplorasi secara lebih mendalam dan tak jarang mereka memiliki gagasan lebih baik tentang suatu hal.


  • Mitos 8 : Seorang Ekstrovert secara alami mampu dan menyukai kegiatan berbicara di depan umum

    Faktanya, meskipun mereka banyak bicara dan mereka senang bertemu dengan orang-orang baru, tidak brarti bahwa mereka selalu menikmati berbicara di depan umum. Karena seperti yang diketahui bahwa berbicara di hadapan bisa sangat menakutkan, bahkan untuk seorang ekstrovert sekalipun. Jadi, tidak semua mereka yang berkepribadian ekstrovert menyukai berbicara di depan umum. Selain itu, perlu diketahui juga bahwa untuk menjadi seseorang yang mahir berbicara di depan umum tetap diperlukan latihan, sekalipun untuk seseorang yang berkepribadian ekstrovert yang seringnya bisa lebih mudah beradaptasi dengan cepat dalam situasi sosial.
Dengan pengertian, kelebihan dan kekurangan juga beberapa mitos dan fakta mengenai kepribadian Introvert dan Ekstrovert seperti yang tertulis diatas, perlu diketahui juga bahwa sebenarnya Ekstrovert maupun Introvert akan berkembang baik jika dikelola secara baik pula. 

Seperti yang kita ketahui bahwa kepribadian manusia itu selain unik juga kompleks. Mereka dibentuk dari pengalaman, sejarah pribadi, interaksi, dan budaya dimana mereka dibesarkan.

Seorang introvert mendapat kekuatan dari ide dan refleksi batin, sedangkan ekstrovert melalui kegiatan eksternal. Kedua kepribadian ini memiliki kekuatannya masing-masing. Apapun kecenderungan seseorang, baik introvert maupun ekstrovert, jika ia mampu menerima diri sendiri dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki, maka ia akan bertumbuh menjadi pribadi yang baik pula.

Wassalamualaikum... Wr. Wb.

Referensi :
Wikipedia, PsychCentral, Psychology.about.com, Lefrancus (1979 : 421), Hall dan Lindzey (1978 : 125), Pervin (1993 : 302), Aiken (1993 : 86 – 87)

You Might Also Like

5 Comments